Aku dan temanku tidak melewatkan waktu begitu saja keberadaan kami di Kota Malang. Kapan lagi kami punya kesempatan berkunjung ke kota Malang. Oleh karena itu sisa waktu yang tersisa kami tidak sia-siakan. Ditemani Pak Budi dan Pak Yusuf kami langsung tancap gas menuju ke Blitar berziarah ke Makam Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 3 – 4 Jam dari Kota Malang. Didalam perjalanan terbayang dalam pikiranku, bila Bung Karno sering melintas di jalan ini apabila beliau ke Surabaya atau ke Kota Malang. Melewati sungai, sawah di perjalanan akhirnya sampai juga kami ke Makam Beliau.
Begitu masuk ke Makam kami diminta oleh Petugas untuk mengisi buku tamu. Petugasnya aku lihat badannya tegak dengan tersenyum dan sangat berwibawa melayani kami. Begitu pula petugas yang di bagian Museum dan di pekuburan. Pikirku mungkin ini sudah menjadi karakter orang Blitar. Tidak heran bila Bung Karno menjadi pemimpin kharismatik karena terikut pembawaan karakter masyarakat yang kharismatik.
Makam Bung Karno diapit makam Ibundanya dan Ayahandanya. Kami berdoa di makam Bung Karno dipimpin temanku Pak Ismail.
Begitu masuk ke Makam kami diminta oleh Petugas untuk mengisi buku tamu. Petugasnya aku lihat badannya tegak dengan tersenyum dan sangat berwibawa melayani kami. Begitu pula petugas yang di bagian Museum dan di pekuburan. Pikirku mungkin ini sudah menjadi karakter orang Blitar. Tidak heran bila Bung Karno menjadi pemimpin kharismatik karena terikut pembawaan karakter masyarakat yang kharismatik.
Makam Bung Karno diapit makam Ibundanya dan Ayahandanya. Kami berdoa di makam Bung Karno dipimpin temanku Pak Ismail.