Wednesday, March 18, 2009

MAKAM BUNG KARNO


Aku dan temanku tidak melewatkan waktu begitu saja keberadaan kami di Kota Malang. Kapan lagi kami punya kesempatan berkunjung ke kota Malang. Oleh karena itu sisa waktu yang tersisa kami tidak sia-siakan. Ditemani Pak Budi dan Pak Yusuf kami langsung tancap gas menuju ke Blitar berziarah ke Makam Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 3 – 4 Jam dari Kota Malang. Didalam perjalanan terbayang dalam pikiranku, bila Bung Karno sering melintas di jalan ini apabila beliau ke Surabaya atau ke Kota Malang. Melewati sungai, sawah di perjalanan akhirnya sampai juga kami ke Makam Beliau.

Begitu masuk ke Makam kami diminta oleh Petugas untuk mengisi buku tamu. Petugasnya aku lihat badannya tegak dengan tersenyum dan sangat berwibawa melayani kami. Begitu pula petugas yang di bagian Museum dan di pekuburan. Pikirku mungkin ini sudah menjadi karakter orang Blitar. Tidak heran bila Bung Karno menjadi pemimpin kharismatik karena terikut pembawaan karakter masyarakat yang kharismatik.

Makam Bung Karno diapit makam Ibundanya dan Ayahandanya. Kami berdoa di makam Bung Karno dipimpin temanku Pak Ismail.

PONDOK PESANTREN BIHAARU BAHRI ‘ASALI FADLAAILIR RAHMA


Pada tanggal 24 Pebruari 2009, Aku ditugaskan kantor mengikuti Temu Karya di Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BBPMD) Malang di Jalan Langsep Nomor 7 Kota Malang Jawa Timur. Pada hari Minggu, saya bersama temanku dari BPMD Kabupaten Gorontalo, Pak Ismail Onu ditemani Pak Sigit dan Pak Yusuf dari BBPMD mengunjungi Pondok Pesantren yang beralamat di Jalan Anggur RT 27 RW 06 Desa Sunanrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Perjalanan dari Kota malang ke Pontren kami tempuh kurang lebih 2 Jam. Sepanjang jalan kulihat banyak gedung tua peninggalan Belanda. Kota Malang pembangunannya jauh lebih maju dibandingkan dengan kotaku Gorontalo. Saluran drainasenya lebar dan dalam, sehingga bila banjir air banjirnya hanya bisa bertahan kurang lebih 2 – 3 jam langsung surut, jadi tidak berdampak merusak apa yang sudah dibangun di Kota Malang. Aku membayangkan apabila pembangunan saluran drainase di Kota Gorontalo mengikuti Kota Malang, maka persoalan banjir setiap tahun di Kota Gorontalo dengan sendirinya akan dapat teratasi.

Aku penasaran mendengar cerita Pak Ismail kalau di Pontren ini terdapat mesdjid Aneh dimana bila ditanyakan ke orang-orang disekitar tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya dan juga karena luasnya maka kita yang masuk kedalam kalau tidak hati-hati akan tersesat. Mendekati Pontren ini jalannya menyempit sehingga kenderaan yang berukuran yang besar yang mengangkut bahan-bahan yang berat tidak bisa masuk, pikirku bagaimana masuknya sampai bahan-bahan tersebut bisa masuk kedalam? Aku melihat kenderaan ukuran kecil masuk ke Pontren membawa masuk pasir dan kerikil juga besi. Apakah mungkin bahan yang besar juga diangkut dengan kendaraan kecil ini?

Saya juga bingung apakah bangunan ini Mesjid atau Pontren, begitu masuk kedalam, pintu dan gerbang dan lorongnya banyak, tidak heran kalau posisi keberadaan kita sudah tidak tahu lagi di ruang mana? Ruangannya banyak dimana dindingnya dihiasi gambar indah dengan ornamen tertentu dengan berbagai warna. Sehingga sangat menarik apabila kita berfoto di depan dan berlatar dinding tersebut. Pada dinding terdapat tulisan ada yang berbahasa Arab Juga Indonesia. Bangunannya bertingkat mungkin sampai tingkat 7. Bangunan yang paling atas Aku lihat dari bawah ada binatang seperti monyet dan binatang lainnya. Pontren ini didesain sedemikian rupa sehingga sangat cocok untuk tempat berkreasi secara Islami bagi para keluarga. Aku berpikir Pontren ini akan menjadi alternatif bagi kunjungan wisata disamping candi Borobudur di Magelang. Souvenir yang dijual di tempat ini sangat menarik dan harganya sangat murah dan para penjual souvenir ini adalah para santri dan Satriawan. Demikian pula dengan makanan yang dijual sangat murah meriah.