Friday, April 13, 2007

MENGHADIRI RAPAT IKKF

Setiap bulan, pada Minggu ke-2 anggota IKKF (Ikatan Kerukunan Keluarga Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor)) bertemu dalam arisan yang dilaksanakan rutin setiap bulan pada setiap keluarga yang mendapatkan arisan.

IKKF ini didirikan pada bulan Oktober 2005 sebagai wadah yang beranggotakan masyarakat NTT asli maupun keturunan yang berdomisili di Provinsi Gorontalo. Saat ini jumlah anggota IKKF sudah berjumlah +_ 60 KK.

Aku masih ingat dulu waktu Aku masih sekolah di SD, SMP, SMA dirumahKu sering kedatangan tamu dari NTT ini. Waktu itu belum dibentuk organisasinya sehingga antara orang-orang NTT sering cari mencari tidak saling kenal mengenal satu sama lainnya.

Aku sering menyarankan ke AyahKu agar dibentuk Kerukunan Keluarga NTT ini. Alhamdullilah saranKu ini terlaksana nanti pada tahun 2005.

Aku sendiri sudah merupakan keturunan NTT di mana ayahKu berasal dari Flores dan Ibuku berdarah asli Gorontalo. Aku sendiri hingga saat ini belum pernah ke Flores. Aku lahir dan besar di Gorontalo.

Anggota IKKF ini antara lain berprofesi PNS pusat yang ditugaskan ke daerah ini seperti Anggota Polisi, Anggota Tentara, PNS Kanwil Agama, PNS Kanwil BKKBN, PNS Dolog, Karyawan Bank, ada juga Guru, Pekerja Swasta dan juga Wiraswasta.

Pada tanggal 14 januari 2007 arisan dilaksanakan dirumah Pak Rahmat di Kompi Markas 713 di Desa Tuladenggi, Kecamatan Telaga Biru.

Karena Ketua Umum barhalangan hadir maka Aku sebagai Ketua I dimintakan untuk mewakili memberikan sambutan.

Pada intinya Aku sampaikan bahwa pertemuan setiap bulan ini diharapkan akan terjalin tali silahturahim yang semakin kuat antara anggota yang satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan rasa senasib sepenanggungan yang akan melahirkan sikap bantu membantu antar sesama.

Pengurus IKKF agar segera mengurus Akta Notaris sehingga organisasi IKKF ini dapat didaftarkan pada Pemerintah dan ini akan memudahkan IKKF dalam melakukan aktifitasnya dan berhubungan dengan pihak ketiga.

Arisan bulan depan pada tanggal 11 Pebruary 2007 diputuskan akan dilaksanakan dirumah Pak Kristian Lema di Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Tuesday, January 30, 2007

MENGHADIRI REUNI ALUMNI SDN I BULILA TELAGA

Hari Kamis siang tanggal 14 desember 2006, Aku mendapatkan telpon dari Fajrah ( Iwa ) temanKu waktu sekolah dulu di SD, SMP, dan SMA. Meminta tolong untuk buatkan surat undangan pertemuan Reuni alumni SDN I Bilila Telaga angkatan 1971. Aku dengan senang hati membuat suratnya karena Akupun pingin ketemu teman-teman Ku waktu sekolah di SD dulu.

Secara kebetulan hari Minggu 17 Desember 2006 pada jam yang sama 19.00 wita dimana pertemuan Reuni akan dilaksanakan. Aku mendapatkan 2 undangan pesta perkawinan. Aku dibuat bingung bagaimana solusinya, maka Aku putuskan satu pesta perkawinan tidak Aku hadiri, sedangkan yang satunya Aku hadiri pada pagi harinya dengan pemohonan maaf karena Aku akan menghadiri Reuni yang sangat langka dilakukan.

30 menit sebelum berangkat Aku sudah berkemas-kemas, Istriku Aku ajak tetapi karena anakKu yang kecil umur +_ 1,3 tahun tidak ada yang menjaganya, maka Aku sendirian yang berangkat.

Tiba ditempat pertemuan di rumah Frengki, wah rumahnya 2 tingkat. Teman-teman yang sudah hadir adalah Erni, Suharti, Warda, Yeni, Lince, Man dan frengki sendiri sedang bersenda gurau. Aku mengucapkan salam selanjutnya berjabat tangan. Senyum dan tawaKu tak habis-habisnya menanyakan kabar teman-teman yang sudah sekian lama tidak berjumpa +_ 31 tahun yang lalu. Melihat wajah teman-temanKu ini Aku menerawang mengingat kejadian yang telah Kami lalui bersama 31 tahun yang lalu. Memori 31 tahun yang lalu itu muncul sepintas tetapi tidak utuh lagi, hal ini akibat keterbatasan daya ingat otak yang sudah menua dimakan usia tetapi yang pasti tidak terlupakan adalah raut wajah teman-temanKu.

Selagi menunggu teman-teman yang lain Aku menelepon teman SD Kami, Moon yang saat sekarang ini beralamat di Bandung. Aku sampaikan bahwa saat ini Kami sedang bereuni di rumahnya frengki. Wah dia senang sekali teman-teman bergantian berbicara dengannya. Semua teman ingin berbicara dengannya tapi mengingat pulsa yang terbatas, maka HP aku offkan dan supaya Moon yang balik menelepon.

Tidak berapa lama kemudian yang lainnya mulai berdatangan, Jemi, Rustam, Tino, Bary, Jodi, Supratman, Amrain, Iwa dan Ibu Cici (guru kelas I Kami). Jemi mulai mengatakan Frengki bahwa mereka pernah masuk kedapur rumah Ibu Cici dan memakan makanan yang tersedia. Teman-teman yang lain mengiyakan dan menertawakan kejadian tersebut.

Kami menyadari bahwa masih banyak teman-teman sekelas yang belum sempat diantarkan undangan. Oleh karena itu diwaktu yang akan datang akan diinventarisir kembali untuk diundang pada pertemuan Reuni yang berikut.

Malam semakin larut teman-teman menginginkan agar acara formil disusun agenda acaranya. berupa sambutan-sambutan. Aku mengusulkan agar masing-masing menceritakan perjalanan hidup masing-masing teman setelah berpisah, tamat di SDN I Bulila. Tetapi yang lainnya kurang menyetujuinya.

Jemi yang berprofesi guru langsung mengambil alih menjadi MC dan membacakan susunan acara

Aku di daulat teman-teman untuk menyampaikan kesan dan pesan. Aku sampaikan bahwa acara Reuni ini sangatlah penting untuk mempererat tali silahturahim antara alumni dan dapat dijadikan wadah untuk saling bantu membantu dalam hal kebajikan. Teman-teman yang beruntung dan berlebihan dapat membantu teman yang kurang beruntung dan berkekurangan dalam menjalani kehidupan duniawi. Juga kedepan mungkin Reuni ini digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial dimasyarakat. Sebelumnya Aku kisahkan perjalanan hidupKu sejak berpisah dengan teman-teman di SD sampai dengan saat sekarang ini.

Acara selanjutnya sambutan dari Ibu Cici pada intinya beliau sangat senang dan bahagia bisa bertemu dengan Kami anak-anak didiknya yang dapat dikatakan berhasil ada yang jadi Guru, Dokter, Insinyur. Beliau sebagai mantan guru merasa bangga atas keberhasilan tersebut. Beliau berpesan pada Kami seandainya beliau dipanggil yang Maha Kuasa, maka beliau menyarankan Kami untuk datang melayat dan menyembayangkan jenazah beliau. Aku langsung bersuara bagaimana kalau kami yang duluan dipanggil Tuhan bu, beliau menjawab sama, pasti beliau akan datang melayat.

Kami murid SDN I Bulila masih beruntung, karena masih ada beberapa mantan guru kami yng masih sehat walafiat seperti Ibu Cici, Pak Ibrahim, Ibu Isa, Pak Domili, Pak Sanu dan yang lain masih di inventarisir. Mudah-mudahan pada pertemuan Reuni yang akan datang. Ibu / pak guru ini akan di undang.

Untuk Reuni berikutnya diputuskan akan dilaksanakan di rumahnya Iwa tetapi waktunya nanti akan dikoordinasikan kemudian.

Acara selanjutnya ramah tamah yang di pandu oleh tuan rumah, Frengki bersama isteri yang agenda acaranya adalah makan bersama.

Acara Reuni yang pertama SDN I Bulila ini diakhiri dengan foto bersama. Setelah itu masing-masing berjabatan tangan, pamitan pulang kembali ke rumah masing-masing. Menjalani hidup menurut versi masing-masing, semoga kehidupan Alumni SDN I Bulila diberkahi oleh yang Maha Besar Illahi. Amin

Wednesday, January 10, 2007

SPIRIT 23 JANUARI MEMICU PERCEPATAN
PEMBANGUNAN PROVINSI GORONTALO
Oleh : Yosef P. Koton


23 Januari 1942 adalah hari merdekanya daerah Gorontalo. Dibawah komando pejuang kemerdekaan waktu itu, Pak Nani Wartabone berhasil memerdekakan daerah Gorontalo dari penjajahan Belanda. Pak Nani dan kawan-kawan tak tahan melihat dan merasakan penderitaan yang dialami rakyat Gorontalo pada waktu itu, akibat penjajahan dan penzaliman yang dilakukan Belanda terhadap rakyat Gorontalo, dimana kekayaan alamnya dijarah untuk kemakmuran bangsa Belanda dan lebih menyedihkan lagi segala bangunan yang sudah terbangun akan dibumi hanguskan. Terdorong oleh situasi, kondisi, jiwa kebangsaan dan kedaerahan serta kerakyatan Pak Nani dengan beraninya tampil kedepan memimpin rakyat Gorontalo mengusir penjajah dari Bumi Serambi Medinah dan upaya yang dilakukan tersebut berhasil memerdekakan Gorontalo dari penjajahan bangsa Belanda pada 23 Januari 1942. 3 tahun kemudian, merdekanya daerah Gorontalo ini menjadi inspirator dan motivator Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk memerdekakan keseluruhan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa Belanda.

58 tahun kemudian tepatnya 23 Januari 2000, sejarah patriotik 23 Januari 1942 ini kembali terulang lagi di daerah Gorontalo, dimana Pak Nelson Pomalingo dengan inspirasi dan spirit patriotik yang telah dicontohkan Pak Nani Wartabone tampil dengan cerdas dan berani mendeklarasikan pembentukan Provinsi Gorontalo. Pak Nelson dan kawan-kawan tak tahan melihat dan merasakan ketidakadilan yang dialami daerah ini berpuluh-puluh tahun. Daerah Duluwo Limo Lo Pohalaa yang memiliki ½ luas Propinsi induk, tapi anggaran yang dikucurkan ke daerah ini tidak lebih dari Rp 75 Milyar. Pejabat yang berasal dari daerah Hulondhalo bisa dihitung dengan jari tangan dipemerintahan propinsi. Daerah ini bila ditinjau dari berbagai aspek benar-benar terbelakang. Oleh karena itu apabila tidak ada perubahan dengan revolusi membentuk provinsi baru terlepas dari induk, maka daerah ini sangat sulit untuk meraih kemajuan dan mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah yang sudah maju lainnya di Indonesia.

Penulis masih teringat bagaimana bersemangatnya Pak Nelson membawa Tim DPOD pusat berkunjung ke Pondok Posantren Alkhaerat Tilamuta untuk memperlihatkan kepada Tim bahwa daerah Gorontalo layak menjadi sebuah provinsi. Pak Nelson dan kawan-kawan dengan fasilitas seadanya berupaya mewujudkan mimpinya mendirikan Provinsi Gorontalo. Pak Nelson dan kawan-kawan tidak patah semangatnya walaupun ada orang-orang yang mencibir dan pesimis juga ada orang-orang yang tidak mau membantu dan mendukung perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo.

Perjuangan Pak Nelson dan kawan-kawan akhirnya berbuah manis dengan diketuknya Undang-undang pembentukan Provinsi Gorontalo di DPR pusat pada tanggal 22 Desember 2000. Keberhasilan terbentuknya Provinsi Gorontalo ini menyebabkan orang-orang yang tadinya mencibir dan tidak mau mendukung serta membantu perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo segera “bakoprol” untuk dapat ikut berkiprah membangun Provinsi Gorontalo yang dengan bersusah payah telah diperjuangkan tersebut..

6 tahun sudah usia Provinsi Gorontalo, semangat juang dan patriotik Pak Nelson dan kawan-kawan yang tulus tanpa pamrih mendirikan Provinsi Gorontalo masih sangat dibutuhkan untuk mengawal agar cita-cita awal tujuan pembentukan Provinsi Gorontalo ini tidak akan melenceng jauh atau menyerong dari visi dan misi serta target yang dicita-citakan para pejuang Provinsi Gorontalo dulu. Tidak dapat dipungkiri dalam 5 tahun ini terdapat kemajuan yang sudah dialami Provinsi Gorontalo tetapi tidak sedikit juga ada hal-hal yang perlu dikawal untuk dikritisi dan diluruskan agar cita-cita awal pembentukan Provinsi Gorontalo ini segera terwujud dan hasilnya dapat segera dinikmati oleh seluruh rakyat Gorontalo.

Setelah Provinsi Gorontalo terbentuk anggaran pembangunan yang masuk ke daerah Agropolitan Jagung ini cukup besar. Pada tahun 2006 ini sudah mencapai Rp 2,83 Trilyun. Dalam 5 tahun yang akan datang (2007 – 2012) anggaran yang akan masuk ke Provinsi Gorontalo diharapkan digunakan secara efisien dan efektif serta produktif. Uang yang akan masuk ini diupayakan berputar beberapa kali bahkan berpuluh-puluh kali dimasyarakat Serambih Medinah sebelum uang tersebut keluar dari Provinsi Gorontalo. Dengan demikian diharapkan akan terjadi multiflier efek yang cukup signifikan yang akan dapat mendorong pengurangan masyarakat miskin di Provinsi Gorontalo.

Uang yang telah masuk yang digunakan untuk membangun aset di Provinsi Gorontalo seperti; jalan, gedung, irigasi dan lain-lain diharapkan berkualitas nomor 1, sehingga berumur panjang berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian akan menghindari pembangunan yang berulang-ulang, asal jadi yang tidak efisien dan berkesan memboros-memboroskan anggaran, menghabiskan anggaran. Contoh pembangunan aset yang tidak tahan lama ini adalah peningkatan jalan di muka Kantor Gubernur yang lama, dibangun pada tahun 2002, setelah 5 tahun kemudian 2007 ini pada jalan tersebut sudah muncul kerikil-kerikil dan berlubang-lubang. Kalau pada jalan ini dialokasikan lagi anggaran, maka ini sama artinya dengan pemborosan anggaran. Bila anggaran yang akan dialokasikan ini dimanfaatkan untuk kegiatan lain tentu manfaat yang akan diperoleh sangat nyata untuk mempercepat kemajuan pembangunan di Provinsi Gorontalo.

Dalam periode 5 tahun yang akan datang Provinsi Gorontalo harus terus berupaya agar uang yang masuk ke Provinsi Gorontalo ini semakin besar dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang akan menyebabkan orang di luar daerah berduyun-duyun berkunjung ke Provinsi Gorontalo. Dengan kunjungan ini diharapkan orang-orang yang berkunjung tersebut membelanjakan uangnya di Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu barang-barang souvenir, kerajinan khas Gorontalo harus diperbanyak, ditata, dibina, dibimbing diberdayakan sehingga berkembang dengan baik dan pemasarannya dilokalisir disuatu tempat sehingga mudah dicari para pengunjung.

Obyek-obyek wisata agar dikelola secara entrepreneur dan profesional serta diperindah semenarik mungkin sehingga pengunjung tidak akan bosan-bosan datang untuk berkunjung ke Provinsi Gorontalo. Kegiatan rapat-rapat nasional diupayakan diselenggarakan di Provinsi Gorontalo. Demikian pula dengan kegiatan olahraga tingkat nasional, Sepakbola dan sebagainya, dimana semua kegiatan yang dilaksanakan akan berdampak pada berkunjungnya orang dari luar Provinsi Gorontalo dimana orang-orang tersebut akan berbelanja, mengeluarkan biaya hotel, biaya makan minum dan sebagainya di Provinsi Gorontalo, maka ini berarti uang yang berasal dari luar Provinsi Gorontalo telah masuk dan diharapkan uang tersebut berputar-putar untuk kegiatan investasi di daerah Agropolitan Jagung..

Uang yang sudah masuk di Provinsi Gorontalo diupayakan agar uang tersebut tidak langsung keluar dari daerah Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu penyebab uang yang akan keluar dari Provinsi Gorontalo ini harus dicegah,. perjalanan dinas executif dan legislatif keluar daerah dibatasi hanya untuk hal-hal yang penting saja. Barang-barang yang selama ini dibeli di luar daerah dalam 5 tahun ke depan diupayakan untuk diproduksi sendiri di Provinsi Gorontalo. Dengan berputar-putarnya uang ini dalam kegiatan investasi di Provinsi Gorontalo, maka akan dapat menumbuhkan usaha-usaha yang riil (UKM) yang dilakukan masyarakat, sehingga ini akan berdampak nyata pada kenaikan pendapatan perkapita masyarakat Provinsi Gorontalo.

Dengan memperingati hari patriotik 23 Januari 2007 ini diharapkan dapat memicu semangat percepatan pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang di Provinsi Gorontalo dalam lima tahun yang akan datang. Bukan hanya data-data statistik yang dinaik-naikan setiap tahun, tetapi kondisi riil masyarakat dan sumberdaya alam di lapangan juga harus terus diperbaiki. Masalah pengurangan mayarakat miskin, rusaknya hutan yang menyebabkan banjir dan surutnya air danau Limboto menunggu sentuhan tangan-tangan yang terampil dan berotak yang cerdas serta dengan semangat patriotik yang menggelora untuk dapat menuntaskan permasalahan yang urgen tersebut. Program dan kegiatan yang akan dilakukan bukan hanya selesai pada tataran penyusunan master plan, kajian, pengumpulan data-data statistik, seminar dan rapat-rapat yang tidak sedikit anggaran yang tersedot untuk kegiatan tersebut, tetapi untuk 5 tahun yang akan datang diupayakan program, kegiatan yang dilakukan sudah pada tataran implementasi, pelaksanaannya langsung sudah di tingkat lapangan atau sudah pada obyek yang menjadi sasaran, target dari kegiatan dan program yang dilakukan. didalam upaya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan yang dideritanya, merehabilitasi hutan dan danau Limboto yang sudah rusak parah.

Selamat memperingati hari patriotik 23 Januari. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa para pahlawan dan para pejuangnya.

Ketua Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup AP3G
(Aktifis Pembentukan dan Pengawal Provinsi Gorontalo)
Alamat Website: www. yosefkoton.blogspot.com

Tulisan ini tanggal 23 - 24 Januari 2007, dimuat di Harian Gorontalo Post