Tuesday, August 29, 2006

SMS (SAYA MUNGKIN SALAH)
Oleh : Yosef P. Koton
Pemerhati Pembangunan Tinggal
di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Pagi hari, membuka Gorontalo Post yang pertama kali, penulis baca adalah halaman pertama sesudah itu, penulis langsung ke kolom SMS. Ada apa dengan SMS? SMS ini menarik, karena beritanya kadang-kadang mengejutkan yang tidak terduga-duga sebelumnya. Penulis sendiri sudah dua kali dikirimi SMS yang dimuat dalam kolom ini. Sehingga menjadi bahan ledekan dan tertawaan teman-teman. Marah, tidak tahu kepada siapa ? Itulah konsekwensi kemajuan teknologi informasi yang bernilai ganda, positip dan negatif tergantung niat person yang mengguna-kannya. Apakah penyaluran aspirasinya hanya sekedar iseng, uneg-uneg, lelucon, kekesalan, ejekan, fitnah untuk menjatuhkan seseorang, pujian atau realita yang sebenarnya? Pembaca SMS harus pintar-pintar menyaringnya dan mengcrosscek lebih lanjut kebenarannya sebelum memvonis bahwa SMS itu benar.

Mencari tahu siapa pengirim SMS itu sangat sulit, karena biasanya nomor HP yang digunakan adalah nomor yang sekali pakai langsung dibuang, dengan harga yang sangat murah hanya Rp 15.000,00. Setahu penulis, yang berani menulis nama dalam SMSnya saat ini barulah sahabat penulis, Rustam Tilome Gaib, tapi kadang-kadang dalam hal-hal tertentu, namanya juga tidak ditulis. Malahan saat ini ada yang dijuluki Raja SMS, dengan imbalan tertentu titipan SMS orang akan dikirimkannya.

Saya mungkin salah (SMS) demikian judul tulisan ini maksudnya SMS tersebut menjadi saran yang berharga bagi saya untuk memperbaiki kinerja saya kedepan, memperbaiki hubungan saya dengan teman saya, Atasan saya, Bawahan saya, keluarga saya, rekan sejawat saya, clien saya, pelanggan saya dan seterusnya, pokoknya yang ada hubungannya dengan saya, bahkan mungkin juga dengan Tuhan Yang Maha Esa. SMS tersebut menjadi alat kontrol yang manjur bagi saya untuk tidak melakukan hal-hal yang menyimpang yang dapat merugikan orang lain, pihak lain, masyarakat, Daerah, lingkungan, Negara dan bahkan juga yang lain-lainnya.

Pokoknya SMS menjadi rambu-rambu yang mewarning saya dalam pengambilan suatu keputusan yang sekiranya dapat merugikan pihak lain. Pembaca bisa bayangkan, jika seandainya banyak Orang yang mengikuti respon dan langkah positif saya ini menanggapi tulisan dalam SMS. Bukankah kalau orang tersebut berhubungan dengan keuangan negara, akan dapat menyelamatkan kebocoran/kerugian negara? Kalau orang yang mengikuti saya berhubungan dengan pelayanan, akan dapat memuaskan orang yang dilayani? Pengambil kebijakan akan memuaskan semua stakeholder? Dan seterusnya apabila orang-orang positif thinking ini didaftar akan banyak sekali, penulis serahkan kepada pembaca untuk meneruskannya.

Kolom SMS ini pernah diusulkan untuk ditiadakan dalam Gorontalo post (GP), karena menjadi sumber fitnah memfitnah, hujat menghujat, tidak mendidik dan seterusnya, pokoknya negatif thinking dan pernah direspon GP dengan menggantinya dengan surat pembaca. Karena surat pembaca ini tidak diminati, yang dibuktikan oleh sedikitnya pembaca mengirimkan tulisan, sehingga surat pembaca ini tidak bertahan lama. Muncul kembali kolom SMS tetapi dengan perubahan dengan mencantumkan secara lengkap nomor HP pengirim SMS. Pencatuman nomor ini, menurunkan drastis SMS yang dikirimkan ke GP. Sekarang kolom SMS ini berubah lagi dimana 3 angka terakhir nomor HP pengirim SMS tidak dicantumkan diganti dengan xxx dan berganti nama menjadi SMS suara Rakyat, dengan ditambahkan catatan redaksi hanya menerima SMS yang sopan, tidak menghujat, bukan isu yang bersifat delik aduan, bukan menyangkut privasi seseorang dan juga bukan isu murahan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hati-hati terhadap penggunaan nomor HP Anda dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Perlu dilakukan kajian khusus, mengapa dengan pencantuman nomor HP secara lengkap ini sangat sedikit yang mengirimkan SMS nya ? Apakah ada hubungannya dengan budaya “Tutuhiya”? Ataukah adanya mentalitas dimasyarakat kita yang kurang berani berhadapan langsung dengan yang dikritisi? Ataukah tidak terdapatnya saluran yang memadai bagi masyarakat baik formal maupun informal sehingga hanya menyampaikan aspirasinya lewat SMS?

Kalau SMS ini kita terima dengan positif thinking, maka diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak untuk memperhatikannya dan melakukan perbaikan-perbaikan yang berarti baik secara internal kedalam individu itu sendiri maupun external dengan berbagai stakeholder yang berhubungan dengan individu itu. SMS ini perlu terus dikembangkan sebagai konsekwensi globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang menuntut transparansi pada setiap gerak langkah manusia yang suka atau tidak suka harus diterima apa adanya dalam kehidupan manusia. Hal ini semua tujuan akhirnya adalah untuk kecemerlangan dan percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo.

Apabila SMS ini diterima dengan negatif thinking, maka perlu dicarikan solusi terhadap saluran-saluran komunikasi penyalur aspirasi baik yang formal maupu informal yang ada di Provinsi Gorontalo yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penyaluran aspirasinya hanya disampaikan lewat SMS. Ini membutuhkan kajian para pakar dari berbagai disiplin ilmu seperti pakar komunikasi, psikologi, sosiologi, manajemen, administrasi dan sebagainya. Masukan dari para pakar ini akan dapat memperbaiki dan lebih menyempurnakan saluran/fungsi-fungsi komunikasi baik formal maupun informal yang ada di Provinsi Gorontalo sehingga yang menjadi keluhan, penyimpangan dan sebagainya yang berasal dari masyarakat dapat langsung disampaikan secara berani dan terbuka tanpa menimbulkan salah pengertian atau miskomunikasi antara penyampai dan penerima keluhan.

Pada hakekatnya menurut orang bijak seorang yang pro perubahan (Change) akan terus melakukan terobosan-teroboson, lompatan-lompatan yang berarti terhadap setiap upaya dan tindakan dalam kehidupan sehari-harinya yang dilakukannya untuk perbaikan, kesempurnaan dan kecemerlangan hidup pribadinya, masyarakat, daerahnya, negara dan lingkungan sekitarnya. Dia tak akan berhenti dan terus bersemangat melakukannya, tak ada yang bisa menghentikan langkahnya. Karena apa yang dilakukannya tidak akan merugikan pihak lain, bukan merupakan penyelewengan. SMS yang dikirimkan dan dimuat GP hanyalah masukan untuk perbaikan, tidak menjadikannya ragu-ragu untuk bertindak. Pak Fadel saja tidak alergi terhadap SMS. Malahan sekarang Presiden SBY juga membuka layanan SMS menerima keluhan masyarakat. SMS siapa takut ???
Artikel ini dimuat tanggal 6 Juli 2005 di Harian Gorontalo Post

No comments: