Monday, September 11, 2006

SATU TAHUN KEPEMIMPINAN FADEL-GUSNAR
Oleh : Yosef P. Koton

Waktu terus bergulir sejalan dengan bertambahnya usia bumi, juga dengan usia manusia. Setiap perubahan waktu diikuti pula dengan berbagai aktifitas manusia. Waktu adalah uang merupakan ungkapan orang-orang bijak untuk memacu agar terjadi perubahan yang berarti pada berbagai aktifitas yang yang dilakukan manusia. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin merupakan ungkapan yang sama yang ditujukan bagi orang-orang yang berpikiran cerdas dan maju yang menganggap waktu adalah sumberdaya yang harus diberdayakan dengan berbagai kegiatan yang positip sehingga terjadi perubahan kearah yang lebih baik yang akan dapat memperbaiki kehidupan manusia ke depan.

Sudah dua tahun usia Provinsi Gorontalo, ibarat bayi maka bayi itu sekarang sudah dapat berdiri, berjala dan berkata-kata. Demikian pula dengan Provinsi Gorontalo bila dibandingkan dengan masih bersatu dengan Provinsi Sulut telah terjadi banyak perubahan yang cukup menggembirakan. Dari segi anggaran saja pada tahun 2000, anggaran dekonsentrasi dari Provinsi Sulut untuk Provinsi Gorontalo hanya berjumlah Rp 3 milyaran, pada tahun 2001 meningkat menjadi Rp 73. 383.608.184,- dan pada tahun 2002 meningkat lagi menjadi Rp 912.749.802.595,- Bila pada tahun 2000, mobil Sedan dan Kijang di Provinsi Gorontalo dapat dihitung dengan jari tangan karena jumlahnya hanya puluhan. Sekarang tahun 2002 jumlahnya bertambah menjadi ratusan buah. Perubahan lainnya dalam jumlah Jemaah Haji bila pada tahun 2000 jumlahnya hanya puluhan jemaah, sekarang pada tahun 2002 jumlahnya mencapai 400 orang jemaah Haji. Dan masih banyak lagi perubahan yang lain yang telah terjadi yang harus kita syukuri setelah berpisah dengan Provinsi Sulut.

Tahun 2001 adalah tahun kepemimpinan Gubernur Tursandi Alwi yang telah berhasil membuat pondasi yang kokoh dan mengantarkan ke pemerintahan yang defenitif . Pertumbuhan ekonomi pada saat itu adalah sebesar 5,38 %, jika dibandingkan pada tahun 2000 masih bergabung dengan Provinsi Sulut pertumbuhan ekonomi hanya 4 %. Mantan Penjabat Gubernur Gorontalo Tursandi Alwi saat sekarang ini adalah salah satu pejabat di Tingkat Pusat yang diharapkan dapat tetap membantu pembangunan Provinsi Gorontalo ke depan.

Tahun 2002 adalah permulaan setahun kepemimpinan Fadel- Gusnar yang berlatar belakang pengusaha dan birokrat. Banyak keberhasilan yang telah dibuat pada setahun duet kepemimpinan ini, antara lain yang dapat disebutkan adalah telah beroperasinya Bandara Jalaluddin dalam mengangkut penumpang sebagai alat perhubungan yang cepat dan vital untuk masuk dan keluar Provinsi Gorontalo. Selain itu pula keberhasilan lainnya adalah dapat mengekspor Ikan dan Jagung yang diharapkan pada tahun 2003 volumenya akan terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi mencapai angka sebesar 6,8 %. Apabila angka pertumbuhan ini dapat dipertahankan, bukanlah hal yang naif dalam 4 tahun kedepan, harapan Gubernur dapat sejajar dengan Provinsi Sulut dapat menjadi kenyataan. Selama ini yang disoroti ketertinggalan Provinsi Gorontalo dari Provinsi Sulut adalah sedikitnya gedung bertingkat di Provinsi Gorontalo dibandingkan dengan di Manado. Padahal indikator kemajuan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah pendapatan perkapita yang perbedaannya dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat terkejar oleh Provinsi Gorontalo .

Keberhasilan Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dinakhodai Fadel-Gusnar tidak dapat pula dipisahkan dari keberhasilan Pemerintah Kabupaten/Kota, demikian pula sebaliknya. Provinsi Gorontalo dikatakan maju apabila didukung oleh daerah Kabupaten/kota yang maju. Jika pembangunan Provinsinya maju tetapi pembangunan Kabupaten/ Kota terbelakang maka kemajuan Provinsi tersebut tidak akan ada artinya. Dengan demikian diperlukan pelaksanaan pembangunan yang sinergi antara pemerintah Provinsi Gorontalo dan pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga akan terjadi lompatan-lompatan kemajuan pembangunan yang dasyhat dan cepat.

Walaupun disadari semua orang kurang terdapatnya koordinasi yang baik antara pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota tetapi masih dalam batas-batas kewajaran karena disadari umur Provinsi Gorontalo masih bayi. Ke depan perihal koordinasi ini perlu mendapatkan perhatian yang intens dari pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga tidak akan terjadi klaim mengklaim bahwa yang salah si Pulan dan penyebabnya adalah bla bla bla yang membingungkan masyarakat ditingkat bawah. Apabila penyebab kesalahan sudah diketahui, semestinya sebelum kesalahan itu benar-benar menjadi kenyataan sudah diantisipasi lebih dahulu dengan berkoordinasi.

Hal yang menarik dalam satu tahun kepemimpinan Fadel-Gusnar adalah keberhasilan Bupati Pakaya menerapkan konsep pembangunan pertanian yang dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan yang membuat daerah itu menjadi daerah yang pembangunannya terdepan di Sulawesi yaitu konsep Petik-Olah-Jual. Dalam hal ini dengan telah beroperasinya produk minuman air kelapa Nata De Coco, dimana bahan bakunya berasal dari tanaman kelapa yang jumlahnya sangat banyak di Provinsi Gorontalo. Tak dapat dipungkiri Produk Nata De Coco ini memberikan sumbangan yang berarti pada kenaikan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo. Bupati Pakaya yang benar-benar sangat memperhatikan kemajuan pembangunan ekonomi daerahnya tidak berhenti hanya pada produk Nata De Coco tetapi akan segera menyusulkan dengan produk Petik-Olah-Jual lainnya yaitu paberik tepung kelapa yang diharapkan akan dapat mengurangi jumlah pengangguran di Provinsi Gorontalo serta untuk dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa.

Keberhasilan Bupati Pakaya lainnya dalam mendukung kepemimpinan Fadel-Gusnar adalah dalam bidang pariwisata dengan pembangunan monumental menara keagungan dan penataan kota Limboto yang diharapkan pada masa yang akan datang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang berkunjung ke Provinsi Gorontalo. Hal ini akan berimplikasi langsung pada peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat, lebih lanjut pada pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo ke depan.

Gebrakan lainnya dari Bupati Pakaya agar daerah Gorontalo nampak menjadi sebuah Provinsi dan bukan lagi merupakan daerah Kabupaten/Kota adalah dengan membangun Mall yang diharapkan pada masa yang akan datang menjadi pusat perdagangan di Provinsi Gorontalo. Pembangunan Mall ini ke depan akan dapat menyebarkan pusat-pusat keramaian yang ada di Provinsi Gorontalo. Sehingga dengan demikian akan dapat mengurangi kemacetan arus lalulintas jalan raya yang pada akhir-akhir ini mulai terjadi di daerah kita.

Dalam memasuki tahun kedua kepemimpinan Fadel-Gusnar, maka yang akan menjadi fokus sentral adalah masih tetap dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan untuk penyerapan tenaga kerja yang setiap tahun bertambah yaitu antara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan konsep petik-olah-jual pada komoditi Jagung dan Ikan, sehingga dengan demikian akan menjadi sinergi dengan program agropolitan dan etalase perikanan yang akan berimplikasi secara nyata pada peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut dengan terbentuknya dua Kabupaten baru; Pohuwato dan Bone Bolango maka akan dapat memperpendek rentang kendali pemerintahan yang diharapkan akan dapat lebih meningkatkan kualitas program dan proyek yang dilaksanakan dalam rangka untuk lebih memacu laju percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo pada tahun 2003 ini.


Pemerhati Pembangunan
Tinggal di Desa Hulawa Kecamatan
Telaga Kabupaten Gorontalo
Artikel ini ditulis tahun 2003

No comments: