Monday, September 11, 2006

TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK
PROVINSI GORONTALO RATA-RATA
TAMAT SEKOLAH DASAR
Oleh : Yosef P. Koton

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) salah satunya ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang. Biasanya semakin tinggi tingkat pendidikan yang diikuti, maka semakin berkualitas orang tersebut. Karena antara lainnya untuk mengukur kualitas SDM ini lewat pendidikan, maka orang-orang yang ingin kelihatan berkualitas yang sebenarnya tidak demikian, berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar, Profesor, Doktor dan sebagainya, walaupun tidak pernah duduk dibangku kuliah. Namun adapula yng tidak mempunyai gelar tetapi berkualitas seperti; Aristoteles, Copernicus, Thomas Alfa Edison dan sebagainya. Tetapi sayang, orang-orang seperti ini pada saat sekarang ini sangat langka ditemukan.

SDM merupakan salah satu modal dasar didalam membangun Provinsi Gorontalo. Mengapa demikian ? Karena pada dasarnya potensi sumberdaya alam (SDA) yang melimpah kalau tidak dikelola oleh SDM, maka potensi SDA tersebut selamanya hanya akan tetap menjadi potensi dan tidak akan menjadi SDA yang produktif. Mengingat pembangunan SDM merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kemajuan dan kemandirian Provinsi Gorontalo, maka perlu dibuat program yang terpadu, terencana, bertahap dan berkelanjutan yang ujung-ujungnya dalam jangka waktu tertentu akan dapat melahirkan sejumlah SDM yang berkualitas yang akan menjadi penggerak dan pelopor pembangunan serta pengembangan Provinsi Gorontalo dimasa yang akan datang. Antara lainnya dari program tersebut apabila dilahirkan SDM nya sarjana, maka benar-benar sarjana yang berkualitas, magister, benar-benar magister berkualitas. Doktor, benar-benar Doktor berkulitas. Bukan seperti di daerah lainnya di luar Provinsi Gorontalo sarjana, magister dan doktor yang diraih, hanya sekedar untuk mencapai gelar, gagahan, prestise, menakuti-nakuti orang, arogansi tetapi karya nyata untuk kemaslahatan umat nol besar, kecuali kesarjanaannya hanya berguna untuk maksud yang terselubung bagi kepentingan dirinya sendiri.

Bagaimana gambaran SDM di Provinsi Gorontalo ? menurut data statistik hasil susenas tahun 1998, menunjukan bahwa rata-rata tingkat pendidikan penduduk di Provinsi Gorontalo adalah tamat SD. Selanjutnya menurut daerah Kabupaten/kota, di Kabupaten Gorontalo/Boalemo rata-rata penduduk tidak tamat SD (Sekolah Dasar), sedangkan di Kota Gorontalo adalah tamat SD. Lihat tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Rata-rata Lama Bersekolah Menurut Daerah Kabupaten/Kota
tahun 1998
No.
Daerah Kabupaten/Kota
L
P
L/P
1.
2.
Kab. Gorontalo/Boalemo
Kota Gorontalo
5,27
7,70
5,53
7,72
5,39
7,71

Total
6,485
6,625
6,55
Sumber : Dihitung dari hasil Susenas Tahun 1998

Tingkat pendidikan penduduk yang rata-rata SD tersebut ada relevansinya dengan mata pencaharian penduduk Provinsi Gorontalo yaitu sebanyak 57 % bekerja di sektor pertanian (BPS Sulut 1999). Dalam kaitan dengan data tersebut apabila dihubungkan dengan kebiasaan tidur siang yang diprihatinkan para pengamat di Harian Gorontalo, hal ini dapat dipaparkan antara lainnya karena para petani (sebanyak 57 % mata pencaharian penduduk Provinsi Gorontalo) ini mulai melakukan aktifitas bekerja keras di sawah, di kebun dan sebagainya setelah selesai sholat Shubuh sampai dengan menjelang sholat Zhuhur. Selanjutnya setelah selesai Zhuhur, maka para petani istirahat siang (tidur) sampai dengan Ashar. Setelah Sholat Ashar mulai melakukan aktifitas lagi. Lebih lanjut tidur siang para petani ini berpengaruh nyata dengan toko-toko yang tutup disiang hari.

Penduduk Provinsi Gorontalo yang rata-rata berpendidikan SD ini, maka strategi apa yang akan diperbuat agar dapat didayagunakan untuk memajukan dan memandirikan Provinsi di masa mendatang ? Pekerjaan disektor pertanian yang dilakukan secara tradisional memang tidak begitu memerlukan pendidikan yang tinggi. Tetapi pertanian yang dilakukan secara modern untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi mensyaratkan pendidikan menengah dan tinggi. Demikian pula dengan sektor-sektor pekerjaan lainnya sangat membutuhkan tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Mengingat hal tersebut maka yang mendesak untuk dilakukan adalah meningkatkan tingkat pendidikan penduduk.

Dalam kaitan dengan data tersebut di atas di Kabupaten Gorontalo/Boalemo tingkat pendidikan penduduk yang rata-rata tidak tamat SD, maka dicarikan solusinya. Kemungkinan hal ini disebabkan karena jarak lokasi SD berjauhan dengan lokasi rumah penduduk. Mengingat hal tersebut, maka gedung SD perlu didekatkan dengan rumah penduduk. Kemungkinan lainnya adalah motivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya rendah karena anaknya membantu mencari nafkah. Berdasarkan hal tersebut maka perlu peningkatan motivasi dari para orang tua agar menyekolahkan anaknya. Disamping perbaikan mata pencaharaiannya sehingga pendapatannya meningkat. Dari data BPS Sulut 1999 menunjukan bahwa ada 8.337 orang sarjana di Provinsi Gorontalo, maka para sarjana yang kemungkinan sebagian besar masih menganggur ini dapat didayagunakan untuk memotivasi para orang tua menyekolahkan anaknya dan memperbaiki mata pencaharaian dari para orang tua tersebut. Pendayagunaan sarjana tersebut programnya dapat serupa SP3 ( Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan) Provinsi Gorontalo. Kalau program ini berhasil maka akan terjadi peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga berpengaruh positip pada peningkatan PDRB Provinsi Gorontalo.

Selanjutnya dari data statistik tersebut di atas dimana tingkat pendidikan penduduk Provinsi Gorontalo yang rata-rata tamat SD tersebut perlu ditingkatkan pendidikannya ke sekolah menegah pertama dan atas. Angka partisipasi murni penduduk yang dapat bersekolah pada tingkat sekolah ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Angka partisipasi Murni menurut Kabupaten/Kota
No.
Daerah Kabupaten/Kota
SD * (%)
SLTP * (%)
SLTA * (%)
1.
2.
Kab. Gorontalo/Boalemo
Kota Gorontalo
89,03
92,90
54,56
84,48
24,73
44,92

Total
90,965
69,52
34,825
Sumber : Dihitung dari hasil Susenas Tahun 1998
* Termasuk sekolah Madrasah

Data tersebut menunjukan bahwa penduduk Provinsi Gorontalo yang dapat melanjutkan ke sekolah menengah pertama adalah sebesar 69,52 % dan ke sekolah menengah atas sebesar 34,825 %. Selanjutnya menurut Kabupaten/Kota, di Kabupaten Gorontalo/Boalemo penduduk yang dapat melanjutkan ke sekolah menengah pertama sebesar 54,56 % dan sekolah menegah atas sebesar 24,73 %. Sedangkan di Kota Gorontalo penduduk yang dapat melanjutkan ke SLTP sebesar 84,48 % dan SLTA sebesar 44,92 %.

Dari data tersebut di atas apabila permasalahannya adalah faktor jarak lokasi SLTP dan SLTA yang berjauhan dengan rumah penduduk dan faktor motivasi orang tua menyekolahkan anaknya yang rendah maka perlu upaya-upaya terobosan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Menjadi catatan penting yang perlu dipertimbangkan pula adalah di Provinsi Gorontalo membutuhkan lebih banyak SLTP kejuruan dan SLTA kejuruan (SMK) sehingga dengan demikian penduduk lebih siap untuk membuka lapangan kerja baru. Selain itu pula menjadi catatan penting lainnya adalah kualiatas dari para pendidik perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan sehingga para lulusan yang dihasilkan adalah benar-benar berkualitas sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Demikianlah antara lainnya hal-hal yang menjadi catatan penting sebagai langkah awal Provinsi Gorontalo, mempersiapkan, mengatur, menata dan membina kembali peningkatan kualitas SDM nya yang menjadi penentu dan pelaku pembangunan di Provinsi terbungsu ini, sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama dapat mensejajarkan dirinya dengan Provinsi-Provinsi yang maju lainnya di Indonesia. Hal ini semua memerlukan perhatian yang intensif, serius dan berkelanjutan dari semua pihak, masyarakat dan pemerintah. Selamat memperingati hari Pendidikan Nasional yang pertama bagi Provinsi Gorontalo, 2 Mei 2001. Semoga peringatan ini menjadi tonggak awal dimana perhatian utama dicurahkan pada peningkatan kualitas SDM.

Kepala Sub Bidang Pengembangan Kawasan, Statistik
dan Pelaporan Bapppeda Provinsi Gorontalo.
Alumnus SMP Negeri I Telaga Tahun 1981

Artikel ini dimuat tanggal 4 Mei 2001 di Harian Gorontalo Post

No comments: